Masih Sering Baca Berita EndONEsa? nDeso!!!

https://pixabay.com/id/tipuan-berita-palsu-konsep-2097361/
Apa yang tidak menggelitik dari media masa kita? Mulai dari hiburannya, tayangan beritanya, atau sponsornya? Semua ndeso! Saking ndesonya itu saya punya kerabat yang alergi dengan TV, dan koran mainstream yang bersliweran di sekitar kita. Terakhir ketemu beliau menyarankan agar dijual saja TV kami, atau kasih saja ke orang lain, tapi itu bukannya membantu orang lain pada jalur kebobrokan? Ya sudahlah, buang saja! Itu solusi terakhir, sudah, tak ada alternatif lainnya.


Menyoal media masa itu dan menjamurnya berita HOAX baru-baru ini, salah seorang dosen kami menganjurkan untuk mengusai pula 'keseringan' kita mengikuti berita nasional yang berkembang, alasan beliau sangat sederhana, paling jika anda serius mengikuti isu yang hangat, isu itu tidak ada pengaruhnya apa-apa pada diri anda. Contoh realnya terjadi akhir-akhir ini, saat gembar-gembor pilkada DKI, anda yang bukan warga DKI, tak memiliki hak suara justru ikut-ikutan pusing, membenci pihak lain yang entah pihak tersebut memang pantas dibenci ataupun tidak, atau anda ikut-ikutan sharing berita juga padahal belum tentu berita itu nyata atau HOAX belaka, alih-alih memerangi HOAX, justru anda ikut andil menyuburkan budaya HOAX di negeri ini.

Sudahlah, jangan terlalu sering baca berita. Atau jika anda masih ingin tahu perkembangan negeri ini, cukuplah 5 hari satu kali baca berita. Saya yakin, berita Indonesia ya hanya itu-itu saja. Anda tak akan ketinggalan isu dalam rentan 5 hari sekali baru baca berita. Bukankah alasan terkuat anda baca berita hanyalah sebagai bahan pembicaraan saat ngobrol dengan teman-teman dikala anda kehabisan bahan obrolan? Sudah cukup bukan?

Hal lain mengapa saya mengatakan orang yang baca berita itu nDeso adalah ketika saya meng-iya-kan pendapat teman saya bahwa "jika kamu tak punya TV, maka jangan sekali-kali kamu mengikuti isu politik, atau isu yang lainnya lah". Karena berita yang ditulis itu akan banyak sekali hal yang tereduksi. Bukankah tulisan itu hanya perwakilan dari ucapan, peristiwa, dan fenomena? Dengan bumbu tambahan sang penulis, ditambah sumber tulisan yang sampai kepada anda itu sudahlah pihak ke-3 dan seterusnya, maka dipastikan berita yang anda dapatkan sudah tak seperti kejadian aslinya. Hal ini senada dengan mereka yang memahami sumber agama hanya dengan tulisan belaka, atau bahkan lebih parah, dengan hanya melihat terjemahan dari Departemen Agama. Sumber tulisan yang tak melihat konteks, kejadian aslinya bisa saja kita katakan nDeso! Karena kita akan kehilangan pemahaman yang kaffah (benar-benar jelas dan dapat dipertanggungjawabkan).

Bagaimana? Apakah anda juga nDeso? Atau belum sadar dengan ndeso-mu itu? Atau anda percaya dengan semua yang saya tuliskan secara keseluruhan? nDeso! "Marilah berfikir ulang".

0 Response to "Masih Sering Baca Berita EndONEsa? nDeso!!!"

Post a Comment