Ngaji: Antara Ngantuk Dan Tidur

http://www.imgrum.org/user/vattahv/2284191724/1299787916629666013_2284191724

Sepertinya kalau dibilang penyakitnya orang ngaji adalah tidak pernah faham, maka ada yang lebih parah yaitu ngantuk atau bahkan tidur. Penyakit ini memang lagi masif-masifnya saat usum ngaji di bulan puasa. Namun penyandaran kata penyakit bagi penyandang sakit inipun masih tanda tanya,  mereka (artinya saya) berdalil bahwa tidurnya orang puasa saja benilaikan ibadah, ini tidur plus mencari ilmu, ibadahnya rangkap-rangkap kan?

Sebagian dari kita mungkin berfikir bahwa semua ini lumrah. Terlebih bulan Ramadlan, ada saja godaan untuk selalu bergadang tiap hari, atau kita juga main suudzon dengan kyai kita sendiri, memang beliau tidak mengalami hal demikian dulu saat mondok? Astaghfirullah.

Sebenarnya ada banyak faktor mengapa penyakit ini muncul,  sehemat penulis persoalan ini bisa kita samakan dengan aktifitas membaca. Ada dua hal yang bisa mempengaruhi apakah saat membaca kita akan sukses atau tidak. Pertama ialah faktor fisik,  sedangkan kedua faktor psikis.

Jika menghendaki ngaji tidak terkena 2 penyakit tadi pertama yang harus diusahakan ialah tubuh yang prima. Prima disini tidak selalu terkait dengan isi perut karena kan memang ini bulan puasa. Dengan sahur yang sehat serta istirahat cukup sebelum ngaji kita akan bisa mengatasi persoalan fisik ini.

Persoalan psikis juga tidak kalah pentingnya, meskipun tubuh kita fit namun sejak dalam fikiran tidak punya ketetarikan dengan tema yang akan dikaji, maka penyakit yang menyeramkan itu bisa saja datang. Atau justru bisa jiga sebaliknya, seburuk apapun stamina kita namu jika tema pembahasan ngajinya tentang nikah niscaya penyakit apapun tak mendatangi kita. Olehnya, sebelum mengaji usahakan kaji dahulu tema yang akan dibahas,  bisa kita baca sekilas, atau cari data lain terkait tema melalui kitab lain yang sepadan dengan kitab yang akan kita buat ngaji, dengan demikian kita bisa menyimpan pertanyaan tentang tema yang akan dingajikan, atau minimal dengan aktifitas pra ngaji tadi kita bisa menargetkan pengetahuan baru apa yang akan kita kejar sehingga selama mengaji pikiran kita tidak akan nglambyar. Intinya pintar-pintarlah memotivasi diri entah bagaimana caranya.

Sebenarnya masih banyak lagi tips mengatasi penyakit periodik ini. Semua juga tergantung dengan person peserta posonan. Salah satu yang ekstrim ialah dengan menyediakan air dalam gelas di sisi kita saat mengaji, saat mata sudah riyep-riyep langsung saja olesi mata dengan air sebanyak-banyaknya,  atau bisa juga mengolesi balsem Geliga sedikit saja di area bawah pelupuk mata.

Terlepas dari itu semua, ngaji pada dasarnya ibadah yang utama, bahkan orang yang ahli beribadah tidak bisa mencapai kesempurnaan mana kala ia beramal tanpa ilmu. Apalagi ngaji itu dilakukan pada bulan Ramadlan, kalau ngendikane guru saya, ngantuk tidak apa-apa, karena barokahnya besar.

Wallahu a'lam...

0 Response to "Ngaji: Antara Ngantuk Dan Tidur"

Post a Comment