Ketupat Silaturahim #1

http://resepcaramasak.info/resep-cara-membuat-ketupat-lebaran/

Momen lebaran memang menjadi momentum bagi kita untuk berma'afan dan bersilaturahim kepada sanak famili, tetangga, para guru yang mengajar kita. Karena menjadi hal yang agak berat bagi kita untuk melakukan dua hal tadi jika bukan pada momen lebaran seperti ini.


Silaturahim memang syahdu, kita ngobrol santai dengan siapapun. Tema yang diobrolkan menjadi kaya karena kita sudah lama tak bersua. Bisa nostalgia hingga nostalgila, bisnis, kondisi masing-masing, bahkan isu nasional.

Berhubungan dengan ini, sahabat Pitedhah dimana pun anda, kami akan mengemas oleh-oleh silaturahim itu, pelajaran penting, obrolan tentang kehidupan dalam edisi ketupat silaturahim.

Sahabat Pitedhah yang baik hati.

Kemarin kami bersilaturahim ke kyai sepuh di desa kami. Sama dengan kyai yang lainnya, beliau juga merasa prihatin dengan keadaan sekarang. Desa tak lagi sama dengan kota. Budaya hedonisme, akhlak yang rusak, ilmu agama sudah tak dipandang lagi dan lain sebagainya.

Kyai mengingatkan agar menjadikan pondok sebagai benteng terakhir bagi anak-anak kita. Selain itu, kyai juga mengajarkan agar kita selalu bersedekah. Karena sedekahlah yang membuka pintu-pintu kebaikan. Bentuk sedekah pun tak seharusnya mainstream ke masjid, fakir miskin, kaum duafa, dll. Akan tetapi kita bayar bisyaroh pada pondok -karena anak kita mondok- juga shodaqoh jika kita niatkan shodaqoh, saat sakit kita bisa shodaqoh pada dokter kita dan lain sebagainya. Meskipun kesemua itu mungkin bertentangan dengan hakikat shodaqoh pada ilmu fikih, namun setidaknya dengan demikian kita bisa mengerti arti kesabaran serta ketulusan.

Kyai kami yang satu ini juga bercerita keseringannya berziarah ke makam para wali. Hal yang berbeda dengan peziarah lain, kyai selalu mencari buku saat berziarah. Buku utama yang beliau cari ialah biografi wali itu sendiri. Menurut kyai, sangat disayangkan jika kita hanya ziarah-ziarah saja tanpa mengetahui riwayat kehidupan para wali. Dengan memgetahui riwayat itu kita bisa meneladani kehidupan para wali Allah guna kehidupan yang lebih baik lagi.

Adinuso, 2 Syawal '38 H

0 Response to "Ketupat Silaturahim #1"

Post a Comment