Jika Ada Hal Lain Yang Lebih Gila Dari Cinta

https://pixabay.com/en/queen-s-shadow-bicycle-life-summer-2318675/

Banyak hal tercipta di dunia ini, mulai dari hal yang paling sederhana hingga terrumit sekalipun, yang mudah sampai yang sulit, hal-hal yang bisa kita tangkap dengan logis oleh otak kita hingga yang terkadang otak manusia tidak dapat mengidentifikasinya dengan Lanyah sempurnya.


Diantara sekian hal yang tercipta di dunia itu ialah cinta. Cinta yang tak pandang bulu siapa yang memilikinya. Anak-anak, remaja, dewasa, seorang penjual, dosen, hingga presiden. Semua orang punya rasa cinta, kecintaan itu adakalanya pada sebuah hewan, barang, atau mungkin orang lain. Adakalanya pula, cinta menjadi pintu beribu-ribu kebaikan bagi setiap orang dan sebaliknya, mungkin juga menjadi awal penderitaan yang menjadi-jadi.

Kecintaan itu mungkin bermula dari kemilikan manusia akan nafsu atau syahwat. Dalam hal ini penulis memahaminya sebagai kecondongan manusia pada suatu hal. Mungkin di tenpat lain kedua kata ini berkonotasi negatif, padahal baik nafsu atau syahwat adalah kata yang sangat netral. Pelabelan konotasi negatif itu dikarenakan seringnya kedua kata itu disandinglan dengan kata negatif lain dikehidupan kita sehari-hari. Semisal pemerkosaan, pornografi, atau yang lain. Kita akan kesulitan jika tak punya syahwat atau nafsu didunia ini. Bagaimana kita bisa kenyang lalu beraktifitas jika tak punya nafsu makan? Jika tak ada syahwat birahi, bagaimana generasi baru umat islam tercipta? Dan lain sebagainya.

Dengan keterkaitan itu, maka cinta selalu digambarkan dengan hati karena memang cinta selalu tentang hati. Serta keterkaitan cinta pada nafsu atau ketercondongan itu membuatnya bisa menyentuh luas semua aspek kehidupan manusia. Cinta bukan hanya tentang wanita, ia bisa melebar mulai dari harta, tahta, ilmu, dsb.

Cinta yang sedari awal tentang hati, bukan hal yang logis itu memang rumit, serumit penulis menguraikannya dalam bentuk tulisan. Namun kerumitan itu ternyata sederhana tatkala kita bisa merasakannya. Cinta tak terkait logika berarti cinta itu murni produk tuhan. Terlepas itu cobaan atau tidak cinta kita anggap sebagai anugrah tanpa kita bisa memilih kemana kecondongan hati ini tertancapkan.

Jika seorang sudah tertancap cinta, serasa aktifitasnya indah, dunianya indah, segalanya indah, meski keindahan itu hanya tentang dunianya, orang lain tak mampu mendeskreditkan dari mana keindahan itu bisa disebut sebagai keindahan. Mungkin lagi-lagi ini soal hati manusia, atau anugrah tadi yang hanya diberikan tuhan pada seseorang bukan orang lain.

Cinta mengajarkan manusia untuk hanya memberi dan mengabdi pada yang ia cintai sebanyak mungkin dengan senang hati tanpa ada berharap pada imbalan disuatu nanti. Dari hal ini cinta menuntun manusia pada ketulusan, keikhlasan dalam menjalani sesuatu hal. Berjalanlah dengan cinta, lakukan dengan cinta, dan hiduplah dengan cinta. Atau jika suatu hari kita merasa berat untu menerima bahwa ini sudah takdir kita, maka cintailah apa yang menjadi jatah kita itu, berdo'a semoga tuhan meluluhkan hati ini dan menganugrahkan cinta pada kita sehingga semua takdirnya indah untuk kita jalani, mudah kita syukuri.

Jika cinta tak berlogika maka mungkin benar saja jika cinta itu gila. Gila saja menundukan pikiran dan memgedepankan sebuah rasa untuk banyak hal. Lalu bagaimana dengan orang yang mengidam cinta? Mungkin ia lebih gila dari cinta yang gila itu.

Akhirnya, yang lebih gila ialah mereka yang punya cinta tapi belum sadar pula bahwa cinta itu gila. Kesadaran akan gilanya cinta menguntungkan kita untuk menentukan porposi cinta dan menyelipkan logika dalam cinta. Semoga tetap menjadi manusia cinta yang tersadarkan. Amin

0 Response to "Jika Ada Hal Lain Yang Lebih Gila Dari Cinta"

Post a Comment