Kota Batang: Truly a Paradise That is Sorely Missed

http://mercusuar.uzone.id/?CAMPAIGN=062420170818

"Sungguh Surga yang Dirindukan"

Batang, sebuah daerah di pantai utara yang namanya tak setenar dengan kawasannya. Penulis sendiri tidak mau ambil resiko tatkala di luar kota ditanya oleh orang lain "anda berasal dari mana?" Lantas dengan percaya diri bilang "Batang" dan seketika jawaban itu pasti menimbulkan pertanyaan baru "Batang? Mana itu?".
 
Ya, banyak orang tak begitu familiar dengan Batang. Namun siapa yang tak mengetahui Alas Roban? Atau jalur Pantura yang adem dan memacu adrenaline? Semua pasti tahu bukan? Bahkan penulis sendiri saat mau ada teman yang bermain ke rumah dan bertanya "saya sudah sampai Kudus, kampungmu masih jauh?" Ya dengan nada santai saya jawab "lumayan, kamu tidur dulu saja, nanti kalau bangun sebab bisnya gonjang-ganjing karena jalannya berkelak-kelok terus nanjak naik-turun berarti itu sudah dekat rumahku". Hehe


Batang sendiri mulai merangkak naik di telinga masyarakat baru-baru ini saja dengan seringnya muncul di pemberitaan nasional baik media internet, cetak maupun pertelevisian. Jika dulu kerap masuk koran karena korupsinya yang besar hingga rangking 2 se-Jawa Tengah, atau karena penduduknya yang terbilang miskin dan tertinggal, bahkan dulu Batang identik dengan dedemitnya yang konon kurang bersahabat dan sering berulah. Mulai dari kecelakaan di jalur pantura, penipuan oleh oknum dedemit, dsb. Terakhir ini Batang mencoba tenar dengan mengklaim bahwa Sego Megono berasal dari kawasan ini, namun usaha tersebut dicekal oleh warga Pekalongan yang sedari dulu memang sudah terkenal kalau Sego Megono berasal dari Pekalongan.

Hari ini Batang sudah bersemi dan mudah-mudahan berkembang. Pemberitaan nasional geger sebab Bupati Batang pak Yoyok memenangkan penghargaan Bung Hatta Anti Coruption Awars. Daerah yang notabene subur korupsi kini malah jadi percontohan nasional dalam menangani korupsi meskipun menurut subyektif penulis sendiri belum merasakan juga apa pengaruh dari penghargaan itu. Semua sama, sistem birokrat sampai saat ini masih sama, sama ndak karuannya.

Selain penghargaan itu, Batang juga diberitakan keluar dari sangkar kawasan miskin, sekarang ekonomi penduduk terlihat meningkat dan UMR kawasan ini juga tak kalah saing dengan daerah lainnya.

Namun sudahlah, lupakan itu. Yang pasti Batang punya panorama alam yang indah, kawasan yang strategis. Pemerintah melirik potensi tersebut rupanya dengan membangun mega proyek PLTU terbesar se-Asia Tenggara. Hari ini yang rame ialah jalur tol baru yang telah beroprasi selama musim mudik lebaran sehingga angka kecelakaan di Pantura berkurang. Selain itu, dengan pembangunan infrastruktur jalan di berbagai tempat di Kabupaten Batang rupanya membuka potensi lokal dengan menjamurnya tempat wisata baru. Dengan mudahnya akses menuju lokasi wisata, potensi alam itu disulap menjadi tempat wisata yang ramai. Tercatat ada 30 lebih tempat wisata yang berada di Batang sampai hari ini, baik itu dikelola oleh pemerintah maupun masyarakat lokal. Tempat wisata tersebut bukan dikunjungi oleh wisatawan lokal saja, melainkan penduduk dari sekitar kabupaten Batang juga menjadikan wisata Batang sebagai destinasi favorit mereka. Alhasil, jika momen hari besar tak jarang akses menuju wisata tersebut macet dipenuhi kendaraan bermotor seperti halnya jalur ke puncak Bogor.

Selain itu, jika anda suka mengunjungi dataran tinggi Dieng, kini juga bisa melewati jalur Batang-Banjarnegara-Dieng dengan pemandangan indah sepanjang perjalanan serta anda melewati pula banyak agrowisata yang bervariasi dan tak rugi bagi anda untuk sekedar mampir. Agrowisata tersebut mulai dari air terjun, hutan pinus, kolam renang, kebun teh, dsb.

Sungguh, surga yang dirindukan berada disini. Asri, tenang, tentram. Semoga pembangunan itu berkelanjutan sehingga surga nyata ini bisa tersentuh seluruh sisinya oleh siapapun. Amin...

Batang Berkembang!

2 Responses to "Kota Batang: Truly a Paradise That is Sorely Missed"