Tonton, Resapi, Refleksikan, Simpulkan Lalu Tuliskan

pixabay.com

Ini bukan tentang apa. Ini hanya cerita tentang film. Film bercerita. Dibuat (mungkin) untuk berpesan. Atau hanya sekedar hokya2 syarat pencitraan.

"Tidak ada yang salah dari seekor gagak, hitamnya tidak pernah ia inginkan, namun ia tetaplah terbang, tanpa peduli betapa gelapnya dirinya. Terbanglah para gagak!"


Kalimat itu kurang lebih ada pada sesi akhir film Crow Zero yang yaa kurang lebih seperti itulah. Karena pertama saya tidak begitu ingat kata perkatanya, kedua andaipun saya ingat, toh itu dari subtitle yang mungkin saja saya jadi korban penyusun subtitle Indonesia film itu.

Film yang berdurasi kurang lebih masing-masing 2 jam dan terbit dua kali secara berkala itu rupanya menjadi banyak perbincangan oleh banyak kalangan, mulai dari anak-anak yang notabene pingin sekali jadi jagoan hingga para remaja. Ada banyak teman saya yang memasang foto aksi pemeran utamanya Takiya Genji untuk sekedar menjadi DP di akun BBM mereka, atau bahkan dishare melalui Facebook, twiter, dsb. Adapula yang membikin meme dengan tulisan yang penuh kebijaksanaan seperti "Menjadi kuat tidak harus berbadan besar" atau juga "kekuatan kita ya diri kita, bukan orang lain". Saya rasa respon yang demikian muncul karena banyak sekali kesan atau perpektif penonton seusai menonton film ini dengan komplit.

Sehemat saya, memang banyak atau ada beberapa pesan yang muncul saat kita mau menontonya secara sadar bukan hanya sebagai penikmat yang melenakan fikiran kita sehingga tidak mampu menarik kesimpulan. Diantaranya: pertama film ini menggambarkan tentang bagaimana tekad yang kuat, kemauan, keberanian menjadi kunci untuk mencapai kesuksesan. Hal ini terlihat ketika pertama kali Genji datang ke sekolah Suzuran ia langaung mengobrak-abrik padahal itu kawasan Serizawa sebagai penguasa sekolahan itu. Kedua, dalam film ini kita bisa melihat bagaimana seharusnya kepemimpinan atau mungkin jalannya roda sebuah kepengurusan. 
Mulai dari pernak-pernik kesetiaan bawahan pada atasan, berjalan sebagaimana tupoksi masing-masing, dan pengaturan strategi untuk pencapaian keberhasilan. Ketiga, saat Genji Takiya sudah mengalahkan Serizawa dan berarti telah menguasai Suzuran, ia ingin sekali mengalahlan Rindaman supaya kekuasaannya pada tiap siswa itu muthlak, akan tetapi Rindaman mengingatkan bahwa "tak akan bisa, inilah Suzuran, kamu akan bertarung terus dan terus dan siklus kekuasaan itu akan ada akhirnya" meskipun akhirnya Rindaman hampir saja ditaklukan. Ini mengisyaratkan bahwa tiap masa ada pemimpinnya dan tiap pemimpin ada masanya, tak ada yang abadi untuk sebuah jabatan.

Keempat, mencerminkan bahwa perempuan itu hal yang paling berharga bagi laki-laki saat anda (laki2) benar-benar pria sejati. Ingatkan? Saat Rukiya diculik atau Gen-san memperalatnya untuk merekrut Makise sebagai anggotanya. Genji sangat menyesal dam berusaha minta maaf. Atau saat Makise berusaha untuk mengajak kencan dan momen itu dibuat sebagai kencan esek-esek dengan ia menseting kencannya bersama cewe lalu menyiapkan kondom untuk pengaman, dan saat rencananya hampir gol ia didorong oleh si kembar dan Cutha terus kecemplung sungai. Aaaaah?

By the way, antum pernah nonton kan filmnya? Ini masih banyak lho bijak2nya dari ane mengenai film ini. Kalo belum, ngapain ane cerita panjang-panjang gini? Ya gak bakalan nyambung. Sontoloyo . . . . . . . .

0 Response to "Tonton, Resapi, Refleksikan, Simpulkan Lalu Tuliskan"

Post a Comment