Mungkin sebagian dari kita ber-euforia tatkala gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaya Purnama atau yang akrab disebut Ahok divonis hakim dengan hukuman penjara 2 tahun. Mereka merayakan euforia dengan bertakbir atau minimal bersyukurlah melalui akan media sosialnya. Namun ada juga yang bergigit jari karena tokoh idolanya itu akan masuk penjara. Bagaimana tidak gigit jari coba? Otak cerdas Ahok, ceplas-ceplosnya, keberaniannya mengobrak-abrik yang bobrok dan kemampuan lainnya yang ia miliki (itu semua anugrah Tuhan yang sebenarnya baik untuk negeri dan bangsa yang menderita krisis di hampir semua lini kehidupan dan kebangsaanya) akan mangkrak dan tak berfungsi selama 2 tahun.
Yang patut dimengerti oleh kita (nisbatnya hanya orang biasa) tak usah begitu serius lah mengikuti isu yang seperti ini. Apa coba manfaatnya? Palingan cuma hanya bahan omongan dengan yang lain tatkala anda sekalian kehabisan bahan omongan bukan? Isu yang demikian tak punya efek apa-apa dalam kehidupan nyata kita. Kalaupun ada yang bilang ada, itupun harus muter-muter dulu cari alasan supaya memang ada efeknya untuk kita.
Oleh sebabnya, mari ngopi dan membiasakan membicarakan isu yang gak penting itu dengan gayeng guyonan sedikit serius.
Sebenarnya ada banyak sepekulasi menanggapi hal ini. Mulai dari krisis negara terhadap Ke-Bhineka Tunggal Eka-an, ada juga yang menyebutkan bahwa meja hijau itu hanyalah permainan politik belaka dengan kedok agama, ada pula yang mengaitkan hal itu dengan Amerika sebagai biangnya.
Memang sulit mengatasi kasus Ahok ini bagi negara Indonesia. Karena pada dasarnya, kasus semacam ini terjadi baru pertama kalinya dalam sejarah kita berbangsa dan bernegara. Kalaupun ada, itu terkait peletakan dasar negara apakah islam atau pancasila. Namun kasus pemimpin non Islam, lebih-lebih keturunan Cina saya rasa kok belum ada. Kalau ada dalam sejarah kan kita cukup dengan mengangan-angan masa lalu itu, dan masa lalu tetap masa lalu, ia datang disaat sekarang dengan penuh kebijaksanaan. Ihirrr.
Olehnya, kesalahan Ahok sebenarnya bukan sebatas tetek mbengek biasa. Kesalahannya adalah ia hidup di Indonesia, dan kesalahan mereka juga terletak pada ketidak mampunya memanfaatkan anugrah Tuhan.
Karena walau bagaimanapun, senajis-najianya anjing yang najis, oleh Tuhan tetap dibiarkan hidup bahkan Tuhan memerintahkan dan menghalalkan anjing ciptaanNya untuk dimanfaatkan maslahah dan maslahah sesuai kapasistasnya tanpa Ia mensucikan Anjing itu.
Wis, ayo ngopi.
0 Response to "Kesalahan Ahok (Bukan) Karena Menistakan Agama"
Post a Comment