Seketika saya teringat dengan ungkapan seorangan tokoh besar tafsir di Indonesia, beliau berpesan pada putrinya jikalau hidup ya sekedarnya saja, tak usah berlebihan. Atau sepadannya saja lah.
Jika hari ini jatahmu sedih, ya balas dunia yang buat kamu sedih itu dengan sedih yang secukupnya, jika ada orang sedang berbaik budi padamu, balaslah ia dengan baik, baik yang sekedarnya. Lho kok bisa? Lha iya lah. Kamu tak pernah dengar berita apa? Modus kejahatan sekarang awalnya dari perilaku baik para mereka yang jahat. Kita bukan tuhan yang membalas tiap kebaikan dengan 10 kali lipat untuk tiap kebaikan, namun jika kamu mau berlebih dalam kebaikan ya monggo, baik juga lah itu.
Suatu hari Nabi juga hampir menjadi manusia yang over atau "alay" saat kematian paman Beliau sekaligus panglima perangnya Sahabat Hamzah dalam pertempuran perang Uhud, waktu itu Hamzah dibunuh dan diambil hatinya oleh tentara kafir, nabi yang geram pun ingin sekali membalas dengan lebih pedih pada mereka, namun apa? Gusti Allah tidak senang dengan yang berlebih-lebihan, secukupnya.
Semoga kita termasuk dalam golongan orang yang tidak berlebihan saja lah ya. Hehe
Perdendangan sekadarnya ini saya rasa bukan prinsip yang asal-asalan, melihat beliau juga mufasir terkenal di jagad bumi ini. Prinsip sekedarnya ini mungkin juga punya ruang yang luas dalam hidup dimanapun anda berada.
Jika saat ini mungkin dunia lagi ngefans-ngefansnya dengan ideologi kapitalis, ya mari kita menjadi kapitalis yang benar-benar kapitalis, jangan sok jagoan melawan arus dengan berpakaian merah berlagak PKI Sosialis.
Bahkan jika dunia menyudutkan kita untuk gila, mari menggilalah, gila dengan segila-gilanya. Mari gila berjamaah supaya gila di dunia dan dunia yang gila tidak lagi gila. Bukankah itu malah lebih mashlahah?
0 Response to "Balaslah Apa yang Mereka Buat Sekadarnya, Dunia Tak Se-Alay Fikiranmu"
Post a Comment