Saya Muslim, Anda Non Muslim. Bagiku Tuhanku, Bagimu Agamamu

TheOdysseyOnline.com

Polemik kemajemukan di negara ini sepertinya memang menjadi isu yang tak pernah usang meskipun sebenarnya ia adalah hal yang sangat usang.

Jika hari ini kita membaca tulisan terkait kemajemukan di negara ini semisal dalam hal Agama -karena ia isu yang paling mudah untuk digesekkan di masyarakat- maka sebenarnya ide-ide itu hanyalah ide yang pernah ada dimasalalu, iya. Karena memang ini isu yang usang dan seharusnya kita sudah selesai dengan ke-plural-an ini. Harus berapa banyak tokoh besar lagi yang dibutuhkan untuk mengatasi idu ini? Berapa banyak lagi ide yang harus dijadikan referensi supaya ini memang benar-benar fair? Bhineka Tunggal Eka, Pancasila dengan sila ketiganya, dsb. Masih ada banyak pekerjaan lainnya yang harus diselesaikan oleh negara kita, mulai dari pendidikan yang bobrok, ekonomi yang sering galau, hukum yang penuh dagelan, dsb yang itu menjadi hal dasar bagi kita.


Mengenai kemajemukan, bapak majemuk atau pluralitas Gus Dur mengingatkan pada saudara-saudaranya bahwa "Berbuatlah baik pada siapapun! Jika kau berbuat baik, orang tak menanyakan apa agamamu". Kurang lebih ya memang seperti itu. Hal ini bukan berarti mengesampingkan agama, agama tetaplah menjadi hal yang penting dan tetap sakral bagi setiap orang. Akan tetapi, melihat realita bahwa kita ditakdirkan lahir di negri yang plural, dan juga melihat ajaran agama kita tentunya -karena posisi agama sebagai patokan dalam segala hal- maka, kita semestinya bisa momosisikan agama atau identitas yang lainnya seproposional mungkin.

Berkenaan dengan hal diatas, ada sebagian dari kita memposisikan agama yang mereka anut sebagai agama yang sama dengan yang lainnya. Jargon andalan yang mereka gunakan adalah "semua agama itu sama".

Ini ide gila menurut saya, memang niat mereka baik dengan membuat jargon semua agama sama, sama-sama mengajarkan kebaikan. Namun dengan cara tang demikian kita bisa juga terjerumus pada kesesatan berfikir. Saya lebih suka dengan ungkapan saya muslim dan anda non muslim. Sudah! Kita lahir didunia dengan identitas masing-masing.

Selama kita menyadari kita memang beda dan dilahirkan untuk saling bahu membahu menciptakan kebaikan atas dasar kemanusiaan, saya rasa kita selesai sudah menanggapi ke-plural-an negri ini.

0 Response to "Saya Muslim, Anda Non Muslim. Bagiku Tuhanku, Bagimu Agamamu"

Post a Comment