Tiang Listrik

pixabay.com

"Endonesa!, Rakyatnya sengsara, penguasanya bahagia, atau! Penguasanya menderita rakyatnya Hokya-Hokya". (Mantan Mahasiswa)
Hubungan ini seolah menjadi pola yang penulis temukan saat menyimak kejadian (jadi-jadian?) kecelakaan paling hits sepanjang sejarah, kecelakaan paling lucu, atau bahkan paling memalukan.

Ada apa dengan Indonesia kita? Penguasa seharusnya bukanlah musuh bagi rakyatnya, penguasa adalah partner bagi kita, terlebih penguasa secara sederhana adalah pilihan rakyat sendiri, penguasa ada berkat suara rakyat bukan hasil kocokan nama supaya mengisi kursi pemerintahan (ini negara Demokrasi bung!!), logika sederhananya maka penguasa ialah orang yang dicintai rakyatnya (seharusnya!). Begitu pula, mengapa para penguasa lupa pada rakyat? Kebijakannya ngawur, seolah tak memihak sama sekali, celotehnya penuh janji belaka.

Sudahlah, hal yang menjadikan pola diatas terjadi mungkin ialah bobroknya sistem demokrasi kita sehingga nama-nama seperti Setya Novanto bisa dengan mudah melenggang jadi ketua DPR. Atau mungkin rakyat Indonesia saja yang belum siap dengan aturan main demokrasi sehingga hasilnya seperti ini.

Produk apapun yang masuk ke Indonesia niscaya hanya akan jadi dagelan belaka, termasuk produk demokrasi ini. Sistem pemerintahan yang bukan asli Indonesia ini rupanya telah banyak menjadikan rakyat Indonesia terhibur dan tertawa. Mulai dengan pesta rakyat yang penuh hiburan, uang bertebaran pada agenda 5 tahunan, berita Nasional yang semata mirip sebagai hiburan tidak kurang dan lebih untuk disimak serius.

Selama demokrasi atau terlebih para penguasa belum mampu menghadirkan sistem pemerintahan ini bukan sekedar hiburan, maka yang dilakukan rakyat idealnya tinggal duduk manis melihat drama dagelan para penguasa itu. Tak usahlah menanggapi serius, tak usah pula sefanatik mungkin untuk politik dagelan itu, hal ini hanya menambah kesengsaraan kita sebaga rakyat jelata. Idealnya mari seduh kopi lalu tertawa bersama.

Sembari menikmati meme-meme lucu, kita tunggu saja, drama dagelan apalagi yang akan dilakukan para penguasa negeri ini sembari berhusnudzon, "mungkin bila penguasa belum mampu mensejahterakan rakyatnya dengan kerja nyata, maka dengan lelucon ini setidaknya penguasa telah berusaha membuat lupa kesengsaraan rakyatnya".

0 Response to "Tiang Listrik"

Post a Comment